Orde Baru adalah
sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia. Orde Baru itu menggantikan Orde Lama yang merujuk pada pemerintahan Soekarno. Seperti yang kalian tau, Orde Baru identik dengan kata menyeramkan. Ya aku sendiri emang gak pernah mengalami langsung sih, cuma dengan dari orang- orang yang sempat merasakan hidup di zaman itu.
Suatu hari ibu
bercerita, bahwa di zaman Orde Baru gak boleh sembarangan bicarain masalah politik. Katanya
kalo ada aparat dari pemerintahan yang mendengar, maka menghilanglah orang
tersebut.
Ketika aku mendengar
cerita itu, aku pun berpikir bahwa, orang dulu privasinya terjaga soal politik, tentang hak pilih ataupun yang lain. Ya mungkin karena sekarang
semua orang sudah merasa bebas dan memilik hak berbicara akhirnya yang terjadi
malah kekacauan. Orang jadi kayak gak punya privasi.
Contohnya kecilnya
gini, saat pemilihan Ketua BEM di kampus. Ada dosen yang menyuruh kita untuk
memilih salah satu pasangan calon Ketua BEM, karena katanya kita harus
mendukung yang satu jurusan. Lah kalo, si calon itu gak memenuhi kriteria untuk
jadi Ketua BEM ngapain dipilih. Dan menurutku, orang gak perlu lah memaksakan
kehendak seperti itu. Sesuai prediksiku, saat di calon itu menjadi Ketua BEM,
yang ada birokrasi di BEM menjadi kacau.
Yang bikin males
lagi, saat aku habis memilih atau coblos pemilihan Ketua BEM, selalu ada yang
bertanya, “kamu tadi milih siapa?”. Perlu diketahui aku paling gak suka ditanya
seperti itu. Itu privasi orang ngapain sih kepo banget. Dan yang paling geli
itu, ada beberapa orang yang abis nyoblos, malah dengan bangganya dia memamerkan
kalo abis milih salah satu calon. Segitu bangganya ya jadi orang yang gak punya
privasi.
Menurutku, ya
udahlah kalian mau memilih siapa itu hak masing- masing individu. Tapi tolong
lah jaga dan hormati privasi orang dan diri sendiri. Gak usah sounding sana sini. Dan gak usah merasa calon pilihannya yang
paling baik. Karena setiap calon pasti punya kapabilitas yang berbeda- beda.
Komentar
Posting Komentar