|
Puncak Gunung Bawakaraeng |
Foto
diatas sih katanya dipuncak Gunung Bawakaraeng. Tapi bagi beberapa orang
percaya bahwa, puncak yang sebenarnya tak tampak kasat mata. Nah, puncak yang
gak terlihat itu katanya berbentuk masjid, masjid itu katanya bisa
menghubungkan langsung dengan Ka'bah. Makanya ada sebagian orang beranggapan
kalo udah naik ke puncak gunung Bawakaraeng udah naik haji.
Jadi
jangan heran kalo liat banyak orangtua yang mendaki tanpa membawa carrier,
hanya membawa air, makanan, dan memakai sarung seperlunya saja, itu mungkin
mereka mau naik haji hahaha.
Perjalanan ke gunung Bawakaraeng kali ini, team
kami memilih lewat jalur SAR, karena lebih menghemat waktu perjalanan. Untuk
menuju desa terakhir, desa Maddako Kelurahan Pattapang, memerlukan waktu
sekitar lebih kurang 4 jam dari Kota Makassar dengan menggunakan sepeda motor.
Perjalanan menuju Gunung Bawakaraeng ini sangat menyenangkan, karena melewati
Bendungan Bilibili dan Malino. Malino adalah hutan pinus, bisa untuk camp, ada arena untuk berkuda juga. Di
daerah Malino juga terdapat Air Terjun Takapala namanya. Untuk logistik, bisa
belanja di Pasar Malino, daripada bawa beban berlebih dari kota Makassar.
|
Bendungan Bili- Bili |
|
Pasar Sentral Malino |
Pendakian dari desa Maddako langsung tembus di pos 6. Dari pos 6, kami
melanjutkan perjalanan hingga pos 10. Saat perjalanan menuju pos 10, tepatnya
di pos 8 akan melewati Telaga Bidadari. Sayangnya, saat melewatinya telaga itu
sudah banyak sampah bertebaran. Air telaganya pun tidak mengalir karena
tersumbat sampah. Padahal kalo airnya mengalir jernih, air tersebut dapat
digunakan untuk perbekalan.
|
Posko SAR UNHAS |
Total perjalanan dari pos 6 menuju pos 10 (dengan melewati jalur naga
hahaa) dapat ditempuh lebih kurang 9 jam, itu udah santai banget sama bengek2
juga, malah bisa kurang dari itu. Cuaca saat itu sangat cerah dan mendukung
untuk melakukan pendakian. Saat musim kemarau begini, berdebu dan angin cukup
kencang. Untuk air, bisa didapat di pos 5 atau pos 9. Tak ketinggalan sepanjang
perjalanan sampah2 bertebaran dimana mana, mungkin sisa dari pendakian 17an.
|
Dragon rute |
|
Dragon rute |
|
Dragon rute |
|
Pemandangan dari Pos 7 |
|
Power rangers |
|
Telaga Bidadari |
Team kami
memilih camp di pos 10 karena tempat untuk camp luas dan
sangat dekat dengan puncak (cuma 5-10menit dari pos 10 ke puncak Bawakaraeng).
Kondisi di puncak saat itu sangat berangin. Serasa terbang kebawa angin. Dan
hebatnya lagi, dari Puncak Gunung Bawakaraeng ini, kita bisa melihat sunrise
maupun sunset. Asli gak nyesel bisa berada kesini.
|
Camp pengungsian |
|
Power rangers |
|
Sunrise di Puncak Bawakaraeng |
Saat perjalanan kembali, kami memilih jalur normal. Tapi setelah Pos 5, kami menggunakan jalur dari teman kami yang sudah tahu medan. Yaps, blusukan. Bahkan bisa dikatakan sangat amat blusukan, tangan dan kaki selamat karena menggunakan lengan panjang hahaha. Karena jika kami menggunakan jalur normal hingga bahwa, kami tak dapat menembus posko sar awal pendakian.
|
Sumber kehidupan di pos 5 |
|
Sumber air sudekat |
|
Captionnya ketje |
Buat saya pribadi yang
masih newbie dan minim pengalaman,
gunung Bawakaraeng menjadi salah satu gunung yang saya favorite kan, karena pemandangannya, medannya, mistisnya, dan ini adalah gunung diluar Pulau Jawa yang pertama kali
saya jelajahi hahaa.
|
latihan baris berbaris |
P.S : Terima kasih buat Kanda Ipin, Kanda Jeki,
Kanda Basri, Mbak Upil buat perjalanan ini. Kapan kita kemana lagi ces?
Komentar
Posting Komentar